9 Maret 2012
Assalamu’alaikum wr.wb.
Hey, aku harap kamu dalam keadaan terbaikmu. Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberkahi setiap jejak nafasmu di bumiNya. Semoga seluruh alam raya serta malaikatnya senantiasa mendoakanmu di setiap hembus nafasmu di kesempatan kehidupannya.
Wahai akhi,
Mungkin aku tak punya muka lagi dihadapanmu setelah kau baca kalimat demi kalimat dalam surat ini, mungkin akan memuncak kemarahan dan rasa bencimu kepadaku, namun itu akan menjadi keadaan terbaik buatku daripada terombang-ambing dalam ketidakpastian cinta dalam fananya dunia ini. Dan semoga setelah ini, aku masih mendapat ampunanNya untuk kemudian dapat mereguk cinta yang hakiki, walau kuberharap bisa mereguknya bersamamu.
Wahai engkau pemegang kunci hatiku,
Hari demi hari telah kulewati, dengan dan tanpamu. Tidak ada perubahan sedikitpun karena di dalam pikiran dan hayalanku hanya terdapat namamu di tiap detak jantungku dan detik waktuku. Sudah kucoba untuk membuatmu tiada wahai akhi, namun diluar kuasaku, namamu dan bayangmu selalu memenangkan pergolakan jiwa yang meronta-ronta menyebut namamu.
Jangan kau salahkan aku wahai pemuda gagah nan sholeh, karena akupun tak tega melihat diriku sendiri yang sudah merana dan tersiksa akan panah cintamu yang menancap tepat dan dalam sekali di palung hatiku. Jangan, cinta ini terlalu suci untuk dipersalahkan ya akhi..
Kita begitu seirama, seperti melodi nada-nada indah yang menggema di langit-langit symfoni cinta. Kita sewarna, indah, bagaikan pelangi yang selalu setia muncul jika hujan dan matahari berjanjian untuk muncul bersamaan di sudut yang berbeda. Kita begitu tak kuasa membendung getaran-getaran frekuensi yang kian hari berubah menjadi gelombang magnetic, yang kutub-kutubnya saling tarik menarik, erat, rekat, tak terpisahkan. Aku begitu jatuh cinta akan sosok misteriusmu wahai pemuda yang menggoncangkan duniaku..
Pertanyaanku saat ini Cuma satu
dan masih tersimpan disini, di hatiku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar