Lagi, sekali lagi rasa ini datang.
Bersalah? Menyesal? Entahlah.
Toh bumi tetap berputar.
Matahari tetap saja panas.
Dan es akan tetap dingin.
Pujangga tetap berpuisi. Melambungkan hati sang nona pujaan hati.
Nelayan tetap melaut , melaksanakan rantai kehidupan.
Yang tertawa bisa menangis, dan yang menangis bisa tertawa.
Yang tidur bisa saja bangun, atau bisa juga tak bangun-bangun.
Bunga bisa saja mekar, tapi kemudian layu, dan menjatuhkan diri di tanah. Mati.
Kunang-kunang bisa saja tak lagi mengeluarkan cahaya.
Atau kupu-kupu, enggan menunjukkan keindahannya dari kepompong, dan tetap betah menjadi ulat beku.
Bisa saja kan?
Mencintai . lalu membenci .
Saling menyayangi , kemudian saling menyumpah , mengumpat , dan saling mengutuk .
Bisa saja dah bahkan hampir terus terjadi di setiap bagian belahan dunia manapun.
Lantas, apa yang diharapkan dari sebuah keindahan . semu . hilang . pergi . dan menyakitkan .
Semua bisa saja terjadi. Bisa saja tidak.
Lantas apa yang bisa dipegang dari sebuah harapan kehidupan?
Diawali, kemudian berakhir tragis dan terus menjadi baying-bayang kelam?
Menjadi hantu di setiap langkah .
Menjadi kebodohan di antara puing-puing masa lalu.
Untuk apa ada janji? jika akhirnya harus diingkari.
Untuk apa ada kehidupan? toh akhirnya mati.
untuk apa ada harapan? jika tak pernah kau berikan kesempatan.
Untuk apa ada kamu? Jika hati ini tetap kelu.
Bisu.
 |
| ~ silent ~ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar