What's on your mind?

karena setiap moment sangat berarti.....

dan aku hanya ingin tersenyum ketika membaca celotehan dari moment menyenangkan yang menggelikan, ketika ingatanku sudah tergerus detik waktu ...

He has been proposed me :)

Daisypath - Personal pictureDaisypath Wedding tickers

Kamis, 19 Juli 2012

(efek) 5 cm


3 lembar uang kertas dua ribuan menjadi uang terakhir yang gue keluarkan hari ini untuk tukang ojek setengah tua itu. Tanpa banyak cingcong dengan kecepatan maksimal kura-kura motor supra grandnya, tukang ojek sudah paham benar harus mengantar gue kemana. Ke rumah Bapak Sadar.
Hanya berbekal setenggak air putih, gue langsung menggenapkan niat meminjam notebook kesayangan abang gue, tanpa berbenah diri, tanpa menghiraukan rasa lapar yang sudah terlanjur hilang tergantikan sakitnya magh, gue langsung membiarkan jari-jari gue manari di atas toots keyboard di tengah remangnya lampu *bekaskamarjadigudangdijadiinkamarlagi*

“nantiiiiiii..”
Kata-kata terkahir yang gue sempat ucapkan di detik terakhir pertemuan hari ini. Belum selesai gue bicara tapi angkot merah tanpa nomor itu sudah berhenti di depan gue,karena dia sudah terlanjur menyetopnya.. padahal gue mau bilang “nanti duluu setop angkotnya, gue mau ngomong sebentar. Omongan serius, penting. Lebih penting dari semua obrolan kita hari ini.

Dengan berat langkah gue masuk dan duduk sebelah pinggir pintu angkot. Gue enggan melihat wajahnya sebagai tanda perpisahan, karena kekecewaan sedikit terukir di akhir pertemuan hari ini. Penyesalan tak terhingga karena gue enggak sempat mengatakannya. Bukan nggak sempat, karena gue terlalu takut mengatakannya.. sebuah pertanyaan yang sudah gue pendam lama, dan sudah membuncah gak karuan di hati gue.. hmmmff….

“hati-hati ya”… kalimat dari suara khas itu benar-benar menutup perpisahan hari ini. Kalimat itu Terdengar samar oleh bisingnya kendaraaan di Jalanan. Di depan Grandmall senja ini. Kemudian hilang…
#
ingin aku bicara, kali ini sajaa…. Bla blab laa…. @#$%&*(@#%”
dan ternyata cintaaa… yang menguatkan aku….
Dan ternyata cintaa……

Penggalan lirik lagunya si Anji Drive terdengar merdu dibawakan oleh pengamen jalanan bus patas 05 itu. Gak sadar, gue udah ngebuka buku “istimewa” yang sempat dia pinjamkan dengan segudang persyaratan. Gak boleh lecek, gak boleh rusak, gak boleh kotor, dan gak boleh kusam. Gue sempat pura-pura budek. Tapi hati gue yang menjawab, “gue akan jaga buku ini sebaik gue ngejaga diri, hati, dan sayang gue buat lo”
Gue buka bab 2 buku itu, ngelanjutin bab 1 yang udah gue baca bareng –bareng di hotel tadi pagi. Arwah buku ini kuat. Nyawanya merasuk ke jiwa gue. Ini yang membuat gue tiba-tiba bak seorang pujangga penulis amateur nekat menuangkan isi hati ke dalam tulisan. Berharap semua menjadi lebih jernih, sejernih air laut di kepulauan krakatoa. Modal nekat, tapi tulisan ini bukan untuk dinilai. Titik.

Gue belom bisa mengenterpretasikan isi buku itu, karena gue belom selesai membacanya. Halaman demi halaman buku yang lumayan tebal itu gue baca, sembari tanpa sadar gue senyam senyum sendiri melewati tiap baris kalimat lucu yang disusun apik oleh penulisnya. Ditemani lagunya Dewa 19 sebagai lagu kedua persembahan pengamen jalanan bus ibukota itu..

Menangislah.. bila harus menangis.. karena kita semua.. manusiaa…

Kali ini gue gak terlalu memperhatikan liriknya, karena gue mulai larut dengan tiap episode kisah yang tertulis di buku itu. Tapi gue setuju dengan pengarang lagu itu, sayangnya timing nya gak pas untuk gue menangis. gue terus membaca, tanpa melihat sekitar, sampe teriakan kondektur menyadarkan gue kalo semua penumpang sudah harus turun..

“Blok M habis, Blok M habis..”

(Blok M habis? Emangnya Blok M makanan) gumam gue sembari siap2 untuk beranjak dari tempat duduk.
Tanpa sadar, gue menutup buku itu persis di akhir bab 4. Artinya, gw sudah menghabiskan 2bab tanpa terasa di patas 05. Gue bergegas turun, dan langsung menyambung bus kota berikutnya. Seperti biasanya, gue nyambung Metromini 75 dari terminal blok M. Gue mengambil posisi strategis, dekat pintu mobil biar gampang turunnya, dan persis dibawah lampu berwarna orens biar gue bisa lanjutin baca.

 Lagi-lagi, buku itu ngebuat gue serasa benar-benar “ada” di tiap kisahnya. Sampe gue gak sadar kedua kalinya, kalo metromini yang gue tumpangin sudah berhenti di perempatan lampu merah Mall Pejaten Village. Hampir aja gue keterusan.

Dengan langkah gontai gue turun bus dan berjalan. Keberuntungan sedang bersama gue, angkot 36 kosong tanpa penumpang sudah standby di seberang lampu merah. Seolah menyambut kedatangan gue dan siap menghantarkan gue ke depan gang rumah. Kali ini gue gak bisa buka buku itu, karena jarak dari lampu merah ke depan gang rumah gue cuma ditempuh kurang lebih 2menit aja..
#

Ada yang gue sesalin dari rangkaian kebahagian penuh hari ini. Bukan karena elo yang gak sempurna. Kebahagian 2hari ini lebih dari ekspektasi gue, elo yang bersama gue 2hari ini bukan seperti elo yang gue kenal. Sebenernya pengen banget bertanya, ada apa gerangan. Kenapa 180 derajat sikap lo bisa berubah? Bagaikan malaikat.  

Gue abaikan rasa penasaran itu. Gue memilih untuk menikmati tiap detik kenyamanan yang lo sajikan buat gue, setidaknya 2hari ini. Karena gue berfikir, sebentar lagi, lo akan kembali menjadi diri lo yang cuek dan menyebalkan.. walaupun dalam hati gue berharap lo bisa seperti 2hari ini seterusnya…
#

Apa mungkin kita terlalu menjadi satu. Hingga pertanyaan-pertanyaan yang lewat di pikiran gue terkadang terjawab sendiri oleh pikiran gue. Seolah elo mentransfer jawaban atas pertanyaan gue via Bluetooth. Sejenak menenangkan, karena gue gak perlu melontarkan Tanya secara tersurat, karena gue tau persis isi otak kita sama. Tepatnya, terlalu sering sama. Walau model berfiikirnya beda, tetapi kita terlalu sering kebetulan searah dalam berfikir. Entahlah, gue masih meyakini, ini bukan suatu kebetulan.. gak tau deh elo mikirnya apa.
Lain waktu, gue gelisah dan menyesal. Kenapa gue begitu percaya intuisi gue yang belum tentu benar? Kenapa gak gue lontarkan aja pertanyaan itu. Kenapa gak gue selesaikan aja masalah itu. Sesimpel gue menghabiskan bab demi bab buku ini. Ngalir. Tanpa harus memendam dan sibuk bermain dengan fikiran juga perasangka? Bukannya ketika sudah gue lontarkan, akan ada jawaban konkret, so semuanya jelas? Kenapa tiba-tiba gue kelu?

Terlepas dari semua penyesalan atas kebodohan gue hari ini, gue Cuma mau bilang terima kasih. Terima kasih atas 2hari mengajak gue ke surga.. terima kasih atas lakon istimewanya.. terima kasih atas tiap detik kegilaan yang kita lakukan bersama. Atas obrolan penuh makna dan isitimewa (buat gue), atas saran dan pendapat, atas 3 menit lebih *ngomongin orang lain*, Guee .. akh.. terima kasih ya  : )

15 April 2012
Transit di rumah.
22.17wib



this 5cm, has changed my life :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar