Bride To Be – Yes I do. Akhirnya kalimat itu yang keluar
dari mulut gue setelah si Cungkring dengan panjang lebar menjelaskan
keinginannya.
**
Waktu itu pas banget idul Adha, tepatnya hari Jumat, tanggal
26 Oktober 2012 (10 Dzulhijjah 1433H). Gue diajak si Cungkring ke JCC buat liat
pameran rumah. Tapi surprise, pulang dari sana si Cungkring tiba-tiba minta gue
untuk jadi istrinya. Sepertinya dia kerasukan setan JCC. Hhuahh.. tiba-tiba perut
gue mendadak mules, kepala puyeng, kuping budek, darah terasa berhenti, ludah
terasa pait, mata ngga bisa ngedip, dan pandangan buyarrr…. Duarrr!! Haha lebay
sekali ya gue. Tapi emang itulah yang sempat gue rasakan. Panjang lebar perbincangan malam itu. dan KFC Cilandak jadi saksi
pembicaraan berjam-jam kita disana.
"Mau jadi istri aku kan?" *kriikk..kriik..kriikk*
Pertanyaan yang simple tapi… ehem..
**
Yes, keinginan dia waktu itu klik lah dengan keinginan gue. Finally,
He proposed me personally. Belum ke orang tua sih, tapi setidaknya gue pernah
GR diminta jadi nyonyanya si Cungkring, hehe.. Belum ditentukan kapan kita mau merit nya, tahun? Bulan? Tanggal?
Belum sama sekali terfikirkan. Yang bisa kita lakukan hanyalah menjalani semua
ini seperti biasa, sampe nanti waktunya tiba, sambil bebenah diri,
menyelesaikan tugas-tugas dan amanah yang masih harus diselesaikan, dan yang
pasti kita harus nabuuungg…. Hhuaaa..
Pertanyaan-pertanyaan seperti :
-
Nikah
di gedung apa di rumah?
-
Tema
nya apa?
-
Souvenirnya
gimana?
-
Undangan?
-
Pake
EO ngga?
-
Bulan
madu (apa lagi, gak kepikiran)
-
Catering
apa masak sendiri?
-
Ngadain
sekali apa 2 kali?
-
Mahar?
Mas kawin?
-
Seserahan?
-
Dkk
Semua itu ngga sama sekali terfikirkan. *huft*
Yang menjadi fokus utama adalah, bagaimana si Cungkring
mengutarakan niatnya kepada Papa dan keluarga besar di Medan dengan segala
dilematis yang ada, juga harus mengutarakan ke mamanya di rumah.. eng ing eng..
PR yang sangat berat ya.
Waktu berjalan dan Alhamdulillah jalan kita dipermudah sama
YME. Bulan Maret si Cungkring pulang ke Medan, dan semua beres. Papa dan
keluarga besar suka dong sama gueee.. yeyeyellelelyeyee.. Dan Alhamdulillah
juga, PDKT ke mama lancar. Jadinya ya tinggal fokus ke tantangan berikutnya,
yaitu PUNYA RUMAH SENDIRI. Ngok!
Yep. Kita udah sepakat untuk menikah klo Cungkring udah punya
rumah sendiri, its OK masih KPR, setidaknya habis menikah kita tidak perlu
ngontrak dan ada tempat untuk memadu kasih (hehe.. yang ini disensor). Its OK
ukurannya kecil, yang penting akan hangat dengan kasih sayang. Ya.. begitulah
impian kita sebelum menikah. Semoga keinginan kita ini diberi jalan kemudahan
sama Yang Maha Punya, Allah SWT. Amin..
**
Yes I am Happy, dear. Aku menikmati tiap detik perjalanan
menuju hari itu. Aku menikmati tiap detik perjuangan kita untuk mendapatkan
keinginan kita, mewujudkan impian kita. Membina rumah tangga kecil, membesarkan
dan mendidik anak-anak kita kelak. Tak apa kita hanya mampu sampai batas ini,
ini maksimal yang bisa kita lakukan, tapi nanti anak-anak kita kelak harus
menjadi sesorang yang lebih berarti. Itukan mimpi kita, dear? :’)
**
Kegiatan kita selanjutnya, sibuk cari-cari rumah dan nabung
buat DP rumah nya. But, its does not stop us to keep travelling, yeay!
Bride To Be – I can’t wait the day :)))
 |
Photo ilustrasi : dari google |